CERITA DEWASA KENIKMATAN TUBUH MONTOK PENARI JALANAN PART2

CERITA DEWASA KENIKMATAN TUBUH MONTOK PENARI JALANAN PART2

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA KENIKMATAN TUBUH MONTOK PENARI JALANAN PART2, Hasrat-Bispak17 Muka Juragan yang lebar itu melekat ke muka saya, bibirnya yang lebar melekat ke bibir saya, memaksakan mulut saya terbuka. Duh, lidahnya turut main pun, masuk-masuk ke dalam mulut saya, membawa bergelut lidah saya. Lain sekali rasanya dengan cium pipi atau cium tangan, rasanya hangat, geli… Saya kurang sukai berbau mulut Juragan, jijik dengan lidahnya yang basah, namun saya terasa tak ingin menantang, tidak tahu kenapa… Lidahnya melumat lidah saya, bibirnya melumat bibir saya. Lama sekali kami kecupan, kecupan saya yang pertama, kepala saya tertekan kepalanya. Duh, yang saya melakukan ini salah tidak ya? Iya, saya mulai sadar saya lagi jual tubuh saya… itu sebetulnya salah, tetapi kok… mengapa saya jadi gak perduli? Mengapa saya malahan jadi bernafsu mengandaikan bagaimana Kedengarannya saya saat ini? Saya hampir telanjang, susu saya habis diremas-remas, bibir merah saya disantap, serta tubuh saya dihimpit tubuh lelaki. Bunyi-bunyi jilatan, desahan, serta cairan di mulut saya. Dan saya justru tambah terlarut. Lidah saya mulai menjilat balik lidah Juragan. Air liur Juragan saya telan.


"Uaahhh…" keluh saya waktu Juragan selanjutnya menarik bibirnya.


Tersisa liur kami dari kecupan basah barusan masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya serta bibir Juragan.


"Juragan… rasanya kok lain ya…" kata saya. "Jiah!"


Saya terkejut waktu Juragan mencubit-cubit pentil saya.


"Bagaimana Denok, kamu sukai di cium seperti barusan? Nikmat kan?"


"Ahn…" desah saya sebab kenikmatan pentil saya dimain-mainkan, menyebabkan pembicaraan saya sudah tidak terlewati,


"Iya Juragan… saya sukai di cium seperti tadi…"


"Benar? Bagus, bagus," Haduh! Juragan nyentuh sisi depan kancut saya! Ucapnya, "Saya buat kamu makin sedap di sini ya?"


Juragan menguak kancut saya dan menowel… menowel… itil saya!


"Coba bila begini…"


"Nhaaaa!! Iyhaaah? Aahh… tidak boleh!!"


Seperti kesetrum saya waktu itil saya ditowel dan dikocak jari-jari Juragan. Mengapa ini… kok tubuh saya bereaksi semacam itu?


"Ooh… heehhh… aduh Juragan… kena…pa ini?" saya meracau, kebingungan dengan tubuh saya sendiri.

CERITA DEWASA KENIKMATAN TUBUH MONTOK PENARI JALANAN PART2

Saya belum sempat disentuh orang di sisi situ. Sumpah, saya gak tahu ada apakah sebenarnya. Rasanya ada suatu yang ingin keluar pada tubuh saya… Saya takut. Juragan terus memain-mainkan itil saya tiada ampun. Rasanya panas dingin, kalang kabut, bergidik! Dan… aduh, nikmat! Ditambahkan lagi, saat ini Juragan memasuk-masukkan jarinya  ke… belahan memek saya!


"Aduh, aduh, ahh… Juragan! Juragan udah… gak boleh! Ah… saya… saya… aduh juragan ada yang ingin keluar Juragan… aduh…"


Benar-benar, saya berasa seperti pipis… Haduh bagaimana ini, masa' saya pipis di muka Juragan? Jari-jari Juragan lagi main di kemaluan saya, serta tidak tahu mengapa, saya malahan ngangkat-ngangkat selangkangan saya!


"Uuuuaaahhh… iyaaA!!"


Bobol-lah pertahanan saya selanjutnya, dan kedengar bunyi "criiit" dari itil saya yang memuncratkan suatu hal.sebuah hal.  Aduhhh… malunya. Saya berasa seperti baru saja pipis di dipan Juragan. (Terakhir  itu bukan pipis). Tapi… kok rasanya nikmat serta sangatlah nikmat, hingga ada yang keluar tubuh saya sehabis itil serta memek saya dimain-mainkan Juragan? Hingga sampai saya angkat pinggul saya?


"Haahh… haduhh…" Saya terengah, selesai ngecrit, tubuh saya seperti habis terkena strum atau kesambar petir. Duh, hilang ingatan tenan. Hingga gemetar. Juragan senyuman di muka muka saya, sekalian omong, "Nach, itu buat mula-mula, Denok…"


Serta tiba-tiba saja, Juragan udah membuka celana, serta melekatkan… melekatkan… anunya di belahan memek saya!


"Aduh, Juragan…! Itu… Kok ditempel ke anu saya?!" kata saya. Betul-betul saya belum ketahui banyak tentang tubuh lelaki dan wanita.


"Ini namanya kontol, Denok," Juragan mengatakan, "Kontol ini pengin masuk ke memekmu…"


Saya melotot lihat anunya Juragan yang besar dan berurat itu. "Tapi… namun gak akan muat, Juragan!"


"Tidak apa-apa… Kukasih kamu tiga puluh ribu kembali kalaupun kamu pengen kumasuki."


Kesempatan ini Juragan tak tunggu jawaban saya. Beliau langsung turunkan tubuhnya yang besar itu, menekan tubuh saya di bawahnya. Serta anunya… kontolnya… masuk ke memek saya! Ampuun! Sakit! Saya hingga sampai njerit!

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"AaaaAAAA!! Aduuuu!!"


Juragan mendengus serta menggerung. "Huoooh! Kamu masih perawan ya Denok!? Sempit sekali!"


Perawan? Aduh biyung… saya ditiduri Juragan! Tubuh Juragan yang berat menindih tubuh saya, dadanya menggencet susu saya, kontolnya yang besar itu mencoblos memek saya… menerobos kehormatan saya… Saya berasa sakit campur nikmat campur malu… Aduh, Bapak, Simbok, saya bukan perawan kembali!


"Saya masuk lebih dalam kembali, ya, Denok?" Juragan ajukan pertanyaan tanpa ada menanti jawaban, menerobos lebih dalam ke anu saya. Saya hanya dapat bernada ah uh saja. Lantas perlahan-lahan Juragan menarik kontolnya hingga sampai keluar semua… Beliau gapai belakang kepala saya, suruh saya menyaksikan. Di kontolnya nampak bintik darah, darah perawan saya! Haduh biyung. Juragan tertawa, lalu beliau cium bibir saya kembali. Sembari mencium, anunya ia masukan kembali ke memek saya.


Saya njerit kembali, namun mulut saya ketutupan mulutnya. Selanjutnya Juragan selalu nggenjot saya, masuk keluar, masuk keluar, jadi lama lebih kuat. Tubuh saya digempar-guncang, kepala saya menenggak-nenggak, sepasang susu saya gondal-gandul, digoyangkan pergerakan Juragan. Saya hingga sampai tidak dapat bicara, hanya dapat ndesah dan njerit tidak karuan. Saya usaha meminta Juragan tidak boleh kencang-kencang, tetapi beliau tidak dengarkan. Tapi…kok saya terasa nikmat, ya? Duh, saya kembali di… dientot sama Juragan, dan saya baru mengerti ngentot itu… enak… udah gitu… saya… dilunasi? Mengapa nggak dari dahulu saja, ya?Tersirat pemikiran begitu dalam kepala saya. Namun saya abaikan. Saya luluh gara-gara serangan-gempuran Juragan. Waktu beliau rebah serta memohon saya tegak, saya nurut. Serta tubuh saya gerak sendiri, turun naik sekalian masih tersodok kontolnya.


"Aah! Aiih!! Hiih!"


Duh, saya tidak tahu kembali apa yang keluar bibir saya, atau seperti apakah keliatannya saya. Muka saya jelas terlihat cabul sekali. Dada saya gonjang-ganjing. Juragan terlihat puas.


"Hah… uh… Marilah selalu Denok… saya puas ndengar suaramu kalaupun dientot… mbikin makin hasrat. Kamu sukai juga, kan?" Juragan usaha ngajak bercakap. Saya njawab dengan lenguhan dan omongan gak terang, ah-ah uh-uh. "Hauhh… Ga…n! Enakh… ahh…"

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

"Denokh… uh… kelak bila telah sampai… kamu njerit yang keras ya?" pinta Juragan di celah napasnya yang mengincar.


"Hingga sampai?" Saya kebingungan apa artinya.


"Kelak pula kamu… uh… hh… rasa sendiri," kata Juragan.


"Yang seperti… uh… barusan. Saya mau… keluarin dalam kamu bila kamu udah… hingga sampai, ya?"


"Hah… ough… di… dalam?" sumpah, saya gak mengerti apa artinya Juragan, serta gak sempat mikir juga.  Mana sempat mikir, jika kepala saya dipenuhi dengan hati nikmat lantaran dientot Juragan. Tetapi gak lama setelah itu saya berasa ada yang mencapai puncak pada tubuh saya, waktu seperti itil dan memek saya dimain-mainkan barusan. Apakah sudah waktunya?


Saya gak dapat kontrol tubuh saya. Saya tambah gemar nggoyang pinggul, rasakan kontol Juragan dalam anu saya.


"Eahh!! Uwahh!! Haduhh!! JURAGAAAN!! ANNGGGHHHH!!" Serta menjeritlah saya.


Juragan dengar saya njerit, dan langsung memegang tangan saya sekalian angkat pinggulnya hingga burungnya masuk sedalam-dalamnya ke memek saya.


"Khn! Ghooh!"


Mata saya melotot, mulut saya nganga, barangkali lidah saya menjulur keluar, saya sudah tak perduli semesum apa gantengg saya saat lagi saya menjerit kenikmatan itu. Saya rasakan ada yang keluar di kemaluan saya. Basah dan hangat. Dari anunya Juragan. Untuk kali pertamanya ada orang yang menyebar benihnya di pada tubuh saya.


"Hiyahh…" erang saya.


Tubuh saya cenderung di depan, ke-2  tangan saya bertopang ke dada Juragan, kepala saya mendangak, menganga sembari memekik. Serta selanjutnya tumbanglah tubuh saya ke dada Juragan, ngos-ngosan, mendesah-desah. Susu saya yang tertekan jadi menyembul ke samping tubuh, pentilnya muncul keras. Beberapa lama saya terkulai di atas tubuh Juragan yang empuk. Ia terus geser saya dan bangun, lalu pakai kembali busananya. Sembari kenakan pakaian, ia bicara ke saya.


"Hehehe. Cukup juga dapat ndapat perawan siang-siang begini… Kalaupun kamu pengin, Denok, mencari uang itu gak sulit…"

CERITA DEWASA KENIKMATAN TUBUH MONTOK PENARI JALANAN PART2

Beliau jatuhkan enam helai lima puluh beberapa ribu ke dekat muka saya. Saya nggeletak tidak karuan di tempat tidur Juragan, mandi keringat, ngos-ngosan. 


"Itu untuk kamu," kata Juragan. "Cukup kan untuk membayar sewa kamu 3 bulan?"


Saya tiduran rada lama hingga kemudian kapabilitas saya kembali. Cepat-cepat saya gunakan kembali kemben dan kain saya. Haduh, cakepg saya sudah tentu tidak karuan. Bedak saya hingga luntur serta melekat di seprai tempat tidur Juragan. Juragan selalu duduk melihat saya yang kalang kabut gunakan busana. Beliau diam saja. Saya pamitan dan terburu-buru turun. Di bawah, di muka toko tambah ramai. Sebagian orang karyawan Juragan manggil saya, namun saya tidak berani hadapi mereka, manalagi cocok berantakan berikut. Saya hingga 1/2 lari tinggalkan toko beras Juragan, langsung ke kontrak. Ee, rupanya ibu pemilik kontrak kembali menduduki di muka.


"Siang-siang kok sudah balik, Denok? Lah, kok amburadul begitu? Habis ngapain kamu?"


Seluruh pertanyaannya saya abaikan, saya jejalkan uang yang saya bisa ke tangannya, lalu saya segera mabur ke kamar. Saya lekas membuka baju dan sanggul, masuk kamar mandi, dan mandi…ngguyur sekujur badan, bersihkan muka. Masih gak yakin apa yang baru saja saya kerjakan secara Juragan. Saya baru saja berikan keperawanan saya ke Juragan… diganti uang sewaan 3 bulan. Apa saya bersedih atau malu? Apa saya semestinya sendu atau malu? Tidak tahulah… Namun yang terjadi justru tangan saya mulai meraba-raba selangkangan saya, mainkan itil saya seperti yang sedang dilakukan Juragan tadi…


Saya sang Denok, penari jalanan. Ini kejadian kehidupan saya. Selepas hari itu, ada yang beralih di kehidupan saya. Saya selalu cari penghidupan dengan menari untuk beberapa orang di Pasar. Tetapi ada yang lain…sekarang, sewaktu-waktu saya penting uang, saya tidak kembali malas-segan menjajakan tubuh saya terhadap laki laki. Saya mengerti ini tidak betul, dan semestinya saya stop, tetapi bujukan duwit sangat kuat. Saya sang Denok, penari jalanan, seluruhnya orang di Pasar tahu saya. Siapakah yang tak tahu sang Denok yang berkemben merah, berbedak serta bergincu tebal, bertahi lalat di pipi.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Serta saat ini saya juga dikenal selaku Denok yang susunya montok, bokongnya sintal, goyangannya baik. Udah malam, serta saya barusan menari buat sebagian orang supir truk pengangkut sayur yang habis bedah muatan. Saya kalungkan selendang saya ke salah seseorang, saya kasih senyuman manis serta saya bisikkan harga saya jika ia pengin.


"Betul nih, begitu?" kata sang supir yang mempunyai tubuh kerempeng, mempunyai rambut cepak, serta mulutnya berbau minuman.


"Hehehe," tukasnya sembari menggauli kemben saya.


"Ingin donk nyobain," ia remas tetek saya.


Dari seluruhnya orang yang ada pada sana, sekedar ia serta seseorang temannya yang ‘nanggap' saya. Saya membawa supir-supir itu ke jejeran kios kosong di pasar, yang tidak laku-laku dikontrak lantaran terletak terlampau ke dalam.  Saya membuka antara lainnya serta saya hidupkan lampunya, dan 2 orang supir itu juga saya layani di situ. Saya digilir mereka berdua di situ. Mereka meminta saya layani mereka sekalian. Jadilah saya diapit mereka berdua… seorang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih pantat saya.


"Aduh, Neng, bokongnya sempit sangat, nih," kata orang yang nyoblos bokong saya. "Baru pertama?"


"Ah, tidak Bang," kata saya malu, sela napas mengincar.


Temannya main-main menanya, sempat sama berapakah orang saya bersetubuh. Berapakah ya? Saya berpikir kemungkinan dua puluh atau lebih.  Saya tidak ngitung. Saya tidak peduli… yang saya berpikir hanya kerja sesuai ini lebih ringan mendapat uang. Saya pula tak pernah terasa sendirian kembali.


"Uohhh… buang di dalam bisa nggak Neng?" bertanya supir yang di muka saya.


Saya ngangguk. Ia muncrat dalam memek saya. Saya mengerti itu sesungguhnya bahaya, namun rasanya lebih enak… anget serta lebih suka saja rasanya. Dan selanjutnya, saya mendapat duit. Sebulan-dua bulan sehabis Juragan ngambil kegadisan saya, saya jadi tambah profesional sebagai lonte. Sudahlah banyak orang di Pasar yang rasakan tubuh saya: kuli, pedagang, preman, petugas, tukang ojek, supir dan seterusnya. Dan saya jadi kian dekat sama mereka semua. 

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

Saya seperti nyimpan semua rahasia mereka. Hihihi… Saya ketahui siapakah yang kontolnya paling besar, siapakah yang kurang kuat syahwat, kadangkala saya hingga sampai tahu masalah rumah tangga mereka.  saya mengetahui beberapa orang yang setiap harinya terlihat galak atau rajin ke arah tempat beribadah, tetapi jika sudah mau, mereka cari saya juga.  Saya  beberapa kali tidur dengan Juragan. Juragan kerap suruh saya coba sejumlah hal baru. Semisalnya ngemut serta nyedot. Atau gunakan tetek saya bikin njepit kontol.  jika lubang bokong saya dapat dientot juga.  Duh, waktu pertama kalinya cobain itu, saya jejeritan. Sakit! Meminta ampun sakitnya. Namun lambat-laun kebiasa juga.  Saya pun jadi kian mengenal dengan Juragan. Wanita yang berada di poto bersama Juragan itu betul istrinya, namun telah wafat. Mati waktu melahirkan anak sulung, anaknya tidak juga selamat. Juragan sekian lama ini kesepian, dan hidupnya cuman mengurus toko beras saja. Saya jadi kasihan sama Juragan, rupanya beliau sendirian pula seperti saya. Saya pula jadi tahu jika dahulu, pas muda dan masih tinggal di kampungnya, Juragan pernah tertarik seorang penari juga.  Hanya masa itu Juragan masih belum mempunyai apapun, manalagi penari itu pun simpanan orang camat. Juragan hanya dapat melihat serta memuji dari jarak jauh setiap kali sang penari itu mentas.


Kata Juragan, saya serupa penari itu. Barangkali karenanya pula Juragan terus memohon saya gunakan kemeja serta dandanan penari komplet tiap-tiap kali beliau nanggap saya…Yah, saya ikut pula puas jika dapat buat Juragan suka. Kian hari saya kian terlarut di kehidupan jadi penari yang berjualan tubuh. Lantaran uang, harga diri saya lupakan, dan saya menjadi bahan pelepasan gairah lelaki. Setiap kali ada orang menggencet saya, menggauli saya, masuk tubuh saya… sesungguhnya saya ingat jalan ini tak betul, namun tubuh saya lagi memohon lebih.  Saya jadi tidak tahu kembali apa saya terus melaksanakannya cuma karena duwit. Semakin lama saya kian urgent. Layani dua-tiga orang sekalian.

CERITA DEWASA KENIKMATAN TUBUH MONTOK PENARI JALANAN PART2

Telah tak terhitung orang yang buang benih di kandungan saya. Saya juga tambah berani. Selanjutnya saya gak dapat kembali kalkulasi berapakah orang yang udah rasakan tubuh saya, dan saya juga hamil… Lumrah, jika ingat telah demikian banyak orang-orang yang dapat menghamili saya. Namun saya lagi melacur kendati pun perut saya jadi membesar. Serta saya  terus tiba ke Juragan. Akhir kali saya tidur dengan Juragan, perut saya mulai mencolok, dan beliau nampak lumayan risau dengan saya.


"Biarlah Denok… Kamu stop saja, ingat situasi kamu," kata Juragan sembari perlahan-lahan memecut saya.


"Tidak apapun Juragan…" kata saya.


Saya tersenyum buat Juragan. Saya ingat dahulu saya tak senyuman buat beliau waktu pertama beliau setubuhi saya. Namun saat ini, pada semuanya konsumen saya, saya sekedar dapat senyuman buat Juragan… Senyuman setulus hati. Mengapa? Entahlah… saya sendiri pula gak tahu. Karena mungkin sehabis Simbok wafat, Juragan-lah yang dekat dengan saya? Yang terang saya benar-benar nikmati masa-masa bersama Juragan. Termaksud saat ini, waktu beliau sedang senggama dengan saya, sekalian gantenggnya cemas. Rasanya saya mau membikin beliau tidak cemas. Bukan sakit, malu, atau jijik, saya berbahagia tiap-tiap kali tubuh Juragan bergabung dengan tubuh saya.


Nyaris satu tahun selepas saya serta Simbok tinggalkan rumah buat menjadi penari jalanan di Jakarta, ada lagi peristiwa yang ngubah hidup saya. Saya telah 6 bulan hamil, tetapi tetap keliling menari… Saya seharusnya stop. Namun saya mbandel. Saya tak sadar diri di jalan. Yang pasti ada yang menyaksikan dan menolong saya, masalahnya saya siuman di rumah sakit. Larut malam. Dan dari sisi tempat tidur rumah sakit, duduk sendirian sekalian pegangi tangan saya, ada Juragan.


"Kamu udah sadar Denok? Syukuuur…" kata Juragan pada waktu memandang saya siuman.


Juragan menangis. Saya tidak dapat apapun lantaran masih lemas. Sesudah itu Juragan kasih tahu saya, beliau serta anak buahnya yang membawa saya ke rumah sakit. Serta kalau saya keguguran.


"Duh, untung kamu masih selamat, Denok… Tetapi anakmu…" Juragan katakan itu seluruhnya sekalian nangis.


"Denok, maaf… maafkan saya. Jika bukan dikarenakan yang pertamanya kali itu, kamu tidak perlu hingga seperti ini… Saya salah, Denok, saya yang ndorong kamu hingga sampai jadi begini… Salahku besar sekali sama kamu, Denok…"




TAMAT^^

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama