CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MONTOK

CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MONTOK

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR

CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MONTOKHasrat-Bispak17 Hujan menyongsong kembalinya Sani ke kota. Tetapi ke mana maksudnya? Rumah orangtuanya sendiri sudah tak kembali menyambutnya. Keluarga besar? Insiden baru saja telah memusnahkan kepercayaannya di keluarga besarnya. Dengan uang tinggal, Sani cari angkutan ke arah tempat tinggalnya yang paling akhir, asrama polwan. Setelah masalah Ryoko tuntas, Sani benar-benar kembali lagi ke sana. Namun ia cuma memperoleh sodoran tas berisi barang pribadinya serta komentar dingin dari penjaga di muka.


"Lantaran udah dicoret, Anda telah tak punya hak tinggal di sini kembali. Ini beberapa barang Anda."


Satu kembali arah Sani. Kombespol Bambang Harjadi. Sani hampir kekurangan uang. Tetapi ia sukses sampailah di dalam rumah besar Bambang Harjadi yang sepi. Lagi-lagi…


"Bapak tidak ada pada tempat, lagi ke luar negeri," kata bintara penjaga rumah dari balik kaca sempit pos jaga. 


"Kapan pulangnya?"


"Maaf, Mbak ini pentingnya apa ya? Bapak ke luar negeri untuk pekerjaan negara. Bila tak ada kepentingan penting, saya tidak dapat tolong."


Sani tidak dapat ajukan pertanyaan selanjutnya karena sang penjaga langsung tutup gordin jendela kaca pos jaga. 


Habis…! Setelah lembaga serta keluarga, Bambang Harjadi juga sudah matikannya. Tidak ada manusia yang ingin membantu JuaSani. Dengan cara goyah dan jiwa terbuncang ia jalan terseok jauhi rumah Kombes Bambang, saluran air matanya gak kelihatan di tengahnya siraman hujan deras.


Seandainya ada Ryoko…

Ryoko telah kau khianati!


Namun ia penjahat!


Apakah bedanya dengan diri kamu? Meskipun penjahat, malah Ryoko tidak pernah mengkhianatimu kan?


Mana beberapa orang baik? Mana keluargamu? Mana lembagamu? Mereka orang baik kan? Tidakkah malah beberapa orang baik mengkhianatimu?


Nyaris dua jam Sani jalan tidak pastinya arah, serta hujan terus turun dengan deras. Sani telah tak perduli kembali, dia betul-betul kehilangan pegangan. Beberapa kali ia terjatuh, serta terciprat di saat kendaraan lewat di sebelahnya. TEET TEEET! Sani menengok. Seorang pengendara motor ada pada sampingnya, serta berbicara padanya,


"Ojek, Non?"

CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MONTOK


Sebentar Sani terheran. Lantas ia memastikan untuk naik ojek itu. Ke mana pun dibawa, ia tidak peduli…


"Ke mana?"


Sani menggumam tidak terang. Namun sang tukang ojek seakan mengerti… serta ojek juga meluncur tembus hujan, di tengahnya kota yang ketujuan senja.


Mendekati malam…


"Pirsawan. Afair penangkapan jaringan prostitusi Ryoko yang mengikutsertakan pelaku polwan membuka kembali sesi baru waktu beberapa waktu ini pada masyarakat mulai tersebar video porno yang dikira diperankan JP, pelaku polwan itu.  Walau begitu Kepolisian menjelaskan video itu tidak ada hubungan dengan perkara ini dan bukan libatkan JP. JP sendiri ditemui udah distop secara tidak hormat sebab bisa terbuktikan melaksanakan pelanggaran code etik…" Tayangan kabar malam lagi menyuguhkan sejumlah hal yang menghunjam Sani.


"Maati'iiin TV-nyaaa…" nada Sani mengeluhkan panjang ditingkahi gelak tawa beberapa laki laki.


Semua sedang ada di dalam satu warung kecil di teritori jorok, di tengah-tengah asap rokok, kulit kacang, serta botol-botol minuman keras. Suara bercakap Sani melantur sebab ia sendiri telah tidak kuat mengusung kepalanya dari meja. Ia mabok. Ia dibawa ke warung itu oleh sang tukang ojek serta dibuat mabok.


"Eh gua ada videonya yang berada pada tivi itu loh!" dahsyat seorang lelaki di dekat Sani. "Gua diberi sama sang Kus tukang pulsa di muka. Ingin lihat gak?"


Kawan-kawannya merubung. Orang itu memutar video di HP-nya. Bunyinya diperkuat. Dan kedengarlah desah hasrat Sani dalam warung itu.


"Oh! Ahh! Entot akuu!! Ngh! Nguhh!"


Beberapa laki laki itu, tukang ojek, preman, pedagang asongan, tukang parkir, pengangguran, ketawa dan memberi komentar saru menyaksikan kesenangan kecil di tengah-tengah dinginnya hujan yang bersambung hingga sampai malam dan menyirami warung itu.


"Eh Non, pengen turut saksikan film heboh gak?" Sang tukang ojek tadi memboncengkan Sani mengangkut kepala Sani maka dari itu Sani dapat memandang video di HP temannya.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Seseorang temannya kembali, nampaknya preman, mengelus paha Sani. Sani yang mabok tidak sanggup menentang waktu dimainkan begitu. Di atas meja warung ada juga koran murahan yang menempatkan sejumlah poto Sani waktu lagi menyusup jadi pelacurnya Ryoko. Video itu terang dari camera video Ryoko yang diambil alih ketika penangkapan di dermaga, dan sejumlah foto asal dari penyidikan Savitri. Seandainya Sani masih berpikir jernih, ia patut berprasangka buruk dengan bocornya semuanya bukti itu ke pers—pasti ada permainan orang dalam. Tetapi bergelas-gelas minuman keras telah mengaburkan akalnya. Sang preman raih muka Sani serta menciumnya dengan paksakan. Berbau alkohol di satu mulut berbicara berbau alkohol di mulut lain. Kawan-kawannya malahan tepok tangan dan menyemangati. Mereka tidak jelas, tak perduli, siapa wanita elok ketidaktahuan yang dibawa sang tukang ojek ke arah tempat kongkow mereka itu. Alkohol dan video porno memancing birahi mereka dan bertepatan ada wanita…


"Lonte yang lu membawa cakep ya. Persis sama yang di video!" kata sang pemilik HP.


"Asal-asalan lu, yang di video kan polwan?"


"Eh telah tengah malem nih. Saya pengen tutup!" kata satu orang, kelihatannya pemilik warung. "Mari bayar, tidak boleh di ngutang! Lu di membuka botol saja hingga sampai sepuluh…"


Sang tukang ojek lalu omong, "Sori Bang, saya kagak ada duwit. Ni cewek saja menumpang gak bayar. Tetapi kalau saya bayar pakai ia saja bagaimana?"


"Tujuan lu apa bayar gunakan ia?" kata sang pemilik warung.


"Lu bisa pakai ni cewe seenak lu, bagaimana?" sang tukang ojek menjajakan.


Sementara sang tukang ojek usaha ‘menjual' Sani, sang preman selalu menciumi dan menggerayangi Sani. Ia lalu memaksakan Sani minum satu gelas minuman keras kembali.


"Oke," kata sang pemilik warung sekalian memerhatikan tamu wanitanya yang mabok itu. "Namun saya lebih dulu yang gunakan ia. Gua kagak pengen sisa elu pada."


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


"Tutup dahulu warungnya," kata sang tukang ojek. Sang pemilik warung langsung tutup jendela serta pintu warung. Beberapa orang di situ mengenyahkan semuanya yang berada pada atas meja, lalu mengangkut badan Sani serta menempatkannya terlentang di atas meja, dipersiapkan untuk jadi tempat pelepasan hasrat.


Pagi…


Sani terjaga dari tidur dengan kepala sakit, hangover. Badannya berasa linu, semua ototnya pegal. Bisa ia rasakan kulit punggungnya sentuh alas kayu—Dia sadar ia tertidur telanjang. Perlahan-lahan ia buka mata serta dilihatnya sinar matahari yang telah cukup tinggi.


"Ahh…" rintihnya, terasa kepalanya sakit.


"Udah bangun?" kedengar nada wanita di dekatnya.


"Kepala… sakit…" keluh Sani.


"Umumnya minum hingga sampai ketiduran di sini ya?"


"Auhh… gak tau… Tubuh… sakit semua…" Sani cuman dapat berbicara putus-putus. Ia belum menyaksikan siapa wanita yang bercakap dengannya.


"Sampai tak gunakan busana ini. Marilah, bangun, gunakan pakaian dahulu."


Sani bangun dengan kerepotan, lalu pakai kembali pakaiannya yang berantakan. Ia lantas sadar dalam vaginanya ada sejumlah sisa sperma. Ia terpikir insiden-kejadian sama di saat masih menyusup, ia tertidur selepas layani lelaki, ditinggalkan demikian dengan benih mereka dalam dianya.


"Ada… kamar mandi di sini?"


"Ada air berada di belakang," kata sang wanita sekalian menunjuk. Sani sekarang dapat memandang ia: wanita 40-an dengan rambut keriting, muka keras yang tetap sedikit tersisa kecantikan, tank luar biasa kusam, serta kuku bercat merah yang gak rapi.


Sani tuju belakang warung, dari sana ada WC jongkok simpel yang saru dengan ember dan gayung. Mencegah jijik, ia bersihkan diri sekedarnya, lalu kembali lagi ke tengah warung.


"Ujarnya Alip kamu ingin cari kerja di wisma?"


"Alip? Wisma?"


"Tukang ojek. Barusan pagi ia ngomong membawa kamu kesini tukasnya kamu pengin cari kerja."


Sani rada kebingungan.


"Kebingungan? Baru pertama kesini yah? Tempat ini namanya Kalirotan," sang wanita menerangkan, sekalian menghidupkan rokok.

CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MONTOK


"Kalirotan. Oh…" Sani tahu nama itu. Nama satu diantaranya lokalisasi kelas bawah di kotanya. Posisinya 1/2 legal.


"Oh ya kenalin. Nuri…" kata wanita itu sekalian menyalami. "Benar pengen kerja di wisma? Kamu cukup cakep. Di tempatku saja ingin?"


Sani termenung mengolah penawaran wanita itu.


"NGENTOT!!"


"MINGGAT LU BANGKE!!"


BUKK! BRAK! DUGG!!


Seseorang lelaki jatuh di jalanan. 2 orang laki laki lain menyepak dan menginjaknya. Lelaki yang jatuh itu kerja keras berdiri dan selanjutnya sukses kabur. 2 orang yang serangnya mencaci-maki.


"Ooii ribut-ribut apa sich itu?" teriak Mami Nuri dari dalam warung tendanya.


"Orang main tidak bayar Mbak!" orang tadi menyepaki berteriak membalasnya.


"Ramai sangat sich," 


Omel Mami Nuri sekalian melihat ke jalan. Seorang lelaki berdiri di luar warung. Bapak-bapak 1/2 baya, kumisan, dengan rambut tipis serta baju kusam. Cakepgnya seperti karyawan rendahan, laki laki yang tidak sukses dapatkan kesuksesan meskipun sebenarnya usia produktifnya nyaris habis. Tetap Mami Nuri menyambutnya secara bagus, mempersilahkannya duduk di sofa depan dan tiada disuruh langsung membuka botol minuman. Mami Nuri lalu panggil anak buahnya. 5 orang wanita langsung merapat dan menempatkan diri di muka sang bapak. Wujud mereka beraneka macam, dari ABG kurus kering sampai STW montok. Berbau jenis-jenis wangi-wangian murahan berbenturan di hidung sang bapak. Beberapa pelacur kelas bawah itu usaha tampil seksi, mengobral belahan dada dan paha, akan tetapi kesan-kesan murahan tidak dapat raib. Tetapi sang bapak terasa ini malam keberuntungannya. Di lokalisasi kelas bawah yang ia datangi itu, nyatanya ada pula yang cukuplah. Ia menunjuk wanita yang ada di dalam tengah. Wanita itu memakai blus tanpa ada lengan putih tipis dengan bra hitam berenda membayang di belakangnya, rok superpendek kotak-kotak, sepatu hak tinggi. Rambut panjangnya dikuncir ekor kuda, maka dari itu sepasang telinganya yang digelantungi anting lingkaran tampak. Walau riasannya semenor lainnya, dengan bedak tebal, lipstik merah, eyeshadow biru, dan bulu-bulu mata palsu, parasnya selalu lebih elok. 

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Sang bapak pilih ia. Sang bapak menunjuk Sani. Udah dua minggu Sani ada di sana, melacur di warung remang-remang Mami Nuri. Ia sungguh-sungguh terasa tidak mempunyai harga diri kembali sehabis dibuat malu di mata khalayak, dikeluarkan, dibuang orang tua, dikhianati keluarga, dan paling akhir digilir oleh sekumpulan begundal kelas teri waktu mabok. Karena itu ia lantas gak berpikiran jenis-jenis di saat Mami Nuri tawarkan tugas. Ia tidak lagi terasa dianya sendiri wanita baik. Apalah kembali ia selainnya sama dengan yang didakwakan pelosok dunia, seluruhnya orang padanya? Ia pelacur. Lonte. WTS. Disini daerah yang patut buatnya, di mana seluruhnya orang didalamnya gak mempunyai harga diri. Di mana seluruh wanitanya mengangkangkan kaki untuk uang. Sani tersenyum dan menggamit sang bapak keluar warung remang-remang Mami Nuri, sehabis sang bapak bayar minuman yang tidak disuruh dan harga kemahalan. Mereka ketujuan kamar tempat kencan—sebenarnya tenda tertutup dengan tempat tidur bambu serta kasur didalamnya. Dari tenda-tenda lain kedengar desahan serta rintihan palsu beberapa pelacur murahan yang lagi bekerja. Satu-dua preman berjaga-jaga dari sana. Seperti tersebut kehidupan Sani saat ini, pokoknya sama dengan kerjanya di bawah Ryoko dahulu, akan tetapi kelasnya selisih jauh. Dari kamar hotel bintang lima ke warung tenda. Dari juta-an ke seratusan ribu. 


Dari entrepreneur, petinggi, pejabat ke pengemudi, kuli, preman. Sani gak repot membawa bercakap atau kenalan sang bapak, dia segera menanggalkan kemeja lelaki hidung belang itu, selanjutnya menelanjangi diri. Buat memancing gairah, ia menciumi sekujur badan sang bapak langsung tiduran di tempat tidur. Tangan, lengan, ketiak, leher, belakang telinga. Turun ke dada, perut, serta selanjutnya kemaluan. Sang eks polwan langsung menjulurkan lidahnya dan menjilat-jilati kepala burung sang bapak seperti nikmati lolipop. Ketrampilan blowjobnya yang paling terasah waktu bekerja buat Ryoko gak raib. Sehabis membasahi semuanya kepala burung itu dengan liur, lidahnya bergerak turun sejauh tangkai, mengelitik pelir, dan terus turun sampai lubang anus.


WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Sang hidung belang berasa geli-geli nikmat dibegitukan, ia serius untung memperoleh service kelas atas di dalam tempat murahan itu. Lantas Sani mengangkangi badan sang bapak serta memasukkan penis yang basah dengan liur itu dalam vaginanya.


Ia tidak berpikiran memakai kondom—dia tidak perduli kembali dengan dianya sendiri, tidak perduli efek hamil atau penyakit. Sani tersenyum palsu pada saat ia mulai menggoyang-goyang tamunya lambat, lalu ia tundukkan badan di depan sekalian memeluk kepala sang bapak supaya nikmati payudaranya. Sang bapak dengan berbahagia menyusu ke Sani. "Uhhh!! Isep Mas!" bujuk Sani.


Yang lumayan di luar sangkaan, nyatanya ereksi sang bapak bertahan lama. Sani memacunya hingga ia sendiri orgasme, tetapi tamunya masih tetap tegang. Mereka selanjutnya pindah status jadi misionaris, dan sang bapak memacunya lumayan lama, barangkali 20 menit, sampai ia mandi keringat serta sang bapak pucat.


"Kok tidak keluar-keluar sich! Pakai obat kuat ya?" maki Sani kecewa. Sang bapak nyengir. Rupanya kejantanan hasil dibeli dalam bingkisan! Satu kali lagi Sani orgasme, tetapi ia gak menikmatinya. Vaginanya telah berasa kering sebab kelamaan difungsikan.Pada akhirnya sang bapak ejakulasi pula, biarpun disongsong paras cemberut Sani. Sialan! Umpatnya dalam hati. Bapak itu menyimpan uang di atas dipan serta mengeloyor pergi. Sani tergolek mengangkang, ngilu. Tapi kerjanya belum tuntas. Kecantikan alami Sani sudah bikin banyak lelaki hidung belang menyemut ingin nikmati kemulusan badannya. Dan barusan Sani bangun serta memakai handuk buat tutupi badan bugilnya, pintu tempat tempat perlawanannya barusan udah buka dengan paksakan. 


3 orang preman mabok dan wajahnya gahar masuk dengan sekehendak hati, Salah seseorang pada mereka yang nampaknya pimpinan segerombongan itu lantas buka resleting celana jeans kusamnya. Sani masih tidak kuat buat menentang, selangkangannya masih perih sehabis digempur penis bandot tua konsumen awal kalinya, serta dia memanglah tidak ingin kembali menentang. Dia melepaskan saja sang preman menjambak rambutnya, memaksain berlutut di lantai yang cuman diaci seadanya.

CERITA DEWASA MENJADI PSK POLWAN MONTOK


Lututnya lumayan sakit lantaran terbentur semen kasar, serta perih saat dia didesak beringsut dekati selangkangan si preman. Preman itu sekali-kali tak berperasaan, dengan kasar dia memberikan penis kotor dan berbau punya dia ke mulut cantik si gadis yang saat ini terselak, dan usaha baiknya untuk memberi kepuasan lelaki yang udah bayar badannya buat memberinya layanan terpilih. Sementara dua temannya mulai menelanjangi diri sendiri, lantas memulai melingkari Sani… 


lalu memaksakan si gadis men-deepthroat penis mereka juga.  Ah… seumpama Sani tahu kalaupun banyak preman itu benar-benar gak bayar satu rupiah juga untuk nikmati badan eloknya! Andaikan Sani tahu kalaupun Mami Nuri saat ini lagi mengurut dada karena mesti biarkan unggulannya jadikan penghasilan uang keamanan yang teratur ditagih beberapa preman.  Serta Mami Nuri cuma dapat mendesah dengar rintihan Sani, erangan si gadis, dan jerit terhenti wanita itu bersamaan badannya yang ditangani seperti binatang oleh ke-3  preman. Pada akhirnya Mami Nuri cuman dapat terisak perlahan di saat dia masuk ke kamar serta memandang Sani celentang tak sadar diri gak mempunyai daya, semprotan sperma penuhi muka, payudara dan sisi badannya yang lain… Vagina si gadis bengkak, serta anusnya membuka…


Nyaris 5 bulan Sani melalui karier sebagai pelacur kelas teri. kecantikannya gak redup, juga kenggunannya semakin terpancar walaupun dia tidak kenakan banyak dandanan seperti beberapa rekannya yang berhias benar-benar menor buat mencuri perhatian lelaki hidung belang. Dandanan Sani yang simpel, bahkan juga hampir gak bermake-up malahan membutanya jadi sangatlah anggun, dan sebabkan banyak lelaki yang mendambakan service dari dirinya sendiri. Kecantikan alaminya, kepasrahan keseluruhan yang dilakukan membikin konsumen setianya demikian menyenangi dianya sendiri. Dan demikian keseluruhan servis yang diberi Sani sampai beberapa konsumennya tidak lagi mengenal kalaupun si gadis mulai memanipulasi orgasmenya.


Ya, seperti umumnya beberapa pelacur yang sangat sering layani lelaki, Sani mulai berasa rangsangan pada vaginanya mulai menyusut. sampai dia mulai bergaya buat bikin beberapa tamunya berasa ibarat laki laki top.

WAJIB 4D PEMBURU HADIAH JACKPOT BESAR


Meskipun faktanya bila bukan dikarenakan obat kuat, karenanya dalam perhitungan 3 hingga 5 menit karenanya beberapa lelaki itu telah berejakulasi dalam rahimnya…


Serta sepanjang 5 bulan itu, keterkenalan yang diraih Sani mulai membikin seorang pelacur yang sesungguhnya masih lebih muda dari Sani berasa tersaingi. Karena saat sebelum Sani tiba dirinya-lah unggulan di seluruhnya kompleks Kalirotan.


"Bang…" desah Mira, pelacur belia itu sembari membelai dada area Margo, kepala preman Kalirotan yang paling dihormati.


"Apa?" kata Margo lambat akan tetapi dengan suara berani.


"Saya gak suka dengan sang Sani…" desah Mira dengan manja, bibirnya yang bergincu merah muram bagaikan anak kecil yang pengin jadi perhatian.


"Sani yang mana?" bertanya Margo sekalian lalu, meskipun sebetulnya dia bisa menerka wanita yang mana disebutkan Mira, lantaran dia sendiri udah sekian kali mencicip kehangatan serta servis keseluruhan si gadis yang dikasihkan dengan cuma-cuma menjadi bonus pembayaran uang keamanan dari Mami Nuri. Termaksud waktu tanpa dengan jijik serta risi wanita itu menjilat bersih penisnya yang baru-baru ini menghamburkan benih di anus si gadis…


BERSAMBUNG

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama