CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART2

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART2

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART2, Hasrat-Bispak17 Kami balik arah, dan mereka berdua temaniku kembali pada kelas. Serta ke-2  pacarku ini gak suntuk suntuknya memikat serta mengejekku perihal Andy. Saya kembali lagi gak dapat membalasnya, cuma tersenyum malu serta pasrah terima semuanya. Saya cuman dapat mengharapkan kami lekas hingga sampai ke kelasku. Tetapi saat kami hingga di muka pintu kelas, tiba-tiba saya berasa ingin buang air kecil.

"Sher… kamu kembali ke kelas saja dahulu. Jen, saya pengin ke toilet, kelak bila ditanyan pak Totok tolong bilangin saya masih ke toilet dahulu ya", saya menitip pesan di Jenny.

"Eliza… saya temanin kamu ya…", Jenny merengek-rengek.

"Eh… gak perlu ah… tidak lama saja kok", kataku sekalian ketawa geli.

"Ya sudah dech, tak boleh lambat-laun ya sayang… Sher, saya masuk dahulu, bye bye…", kata Jenny lalu sama-sama lambaikan tangan dengan Sherly, setelah itu masuk ke kelas.

Sherly sendiri lagi merengkuh tanganku. Sesungguhnya saya sedikit risi digandeng oleh Sherly dengan mesra seperti berikut, namun saya menurut saja sekalian mengharapkan dalam hati mudah-mudahan tidak ada yang syak wasangka lihat kemesraan Sherly padaku yang sedikit di luar batasan ini.

Selanjutnya kami sampai di muka pintu kelasnya Sherly, dan saya tunggu Sherly membebaskan gandengan di tanganku.

"Sudah dahulu ya Sher, saya ke toilet dahulu", kataku sembari tersenyum pada Sherly.

"Eliza… saya temani kamu ya…", bisik Sherly di telingaku.

"Ih kamu kok jadi seperti Jenny sich?… Gak mesti dech, saya kan hanya sesaat", jawabku dengan berbisik juga, dan kembali lagi saya ketawa geli.

"Iya dech, hingga kelak ya Eliza", kata Sherly dengan style sedih, tetapi dia angkat tangannya.

"Iya, hingga sampai kelak", saya menjawab sekalian angkat tanganku pula, lalu saya lekas ke arah toilet.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART2

Di saat saya dapat masuk, saya berpapasan dengan Vera yang anyar keluar toilet. Kami sempat sama sama sapa, serta diam diam saya berasa bertanya-tanya, kenapa barusan Vera tersenyum aneh semacam itu waktu dia melihatku.

Entahlah, lalu saya selalu masuk ke toilet wanita ini, serta dengan asal-asalan saya memutuskan satu diantara dari 6 kamar kecil yang berada pada dalam sini. Seusai saya tuntas buang air kecil serta mengatur busana dan rok seragamku, saya selekasnya keluar buat kembali pada kelasku.

"Emmphh…", saya menjerit terhenti di saat tiba-tiba ada suatu tangan yang menahan mulutku.

Belumlah sempat saya bereaksi, suatu tangan yang lainnya melingkar di muka dadaku dan menarikku ke belakang, dalam pelukan pemilik ke-2  tangan ini.

Saya meronta dengan hati seram, tetapi pelukan ini sangat kuat, sampai tanpa ada perlawanan yang mempunyai arti, saya telah terbawa masuk ke gudang yang ada pada sisi toilet, tempat di mana Vera tidak tahu dicabuli atau sedang layani Dedi dan Pandu 2 hari lalu.

Penculikku ini selalu menggeretku ke ujung area ini, sampai kami berada pada balik timbunan meja serta bangku tua. Tanpa ada lepaskan bekapan tangannya pada mulutku, dia tekan bahuku sampai saya berjongkok, serta tidak lama kemudian penculikku ini duduk dari sisi kananku, lalu dia memangku badanku di atas pahanya.

"Eliza… kamu tidak boleh ribut! Sesaat lagi ada tontonan yang memikat", bisik penculik ini dalam telinga kiriku.

Suara ini membuatku merinding sebab saya tahu ini nada Dedi. Saya tercenung tidak lama, lalu saya mengacaukank lambat. Lebih bagus saya menurutinya, karena kalaupun saya mengundang kerusuhan, lalu banyak yang ketahui saya dalam gudang ini lagi berduaan dengan Dedi, apa saja argumennya namaku akan remuk.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Bekapan di mulutku dilepaskan, dan saya diam saja tanpa ada usaha menyaksikan mengarah Dedi. Di gudang ini tidak tahu bakal ada tontonan apa, namun sehabis tontonan itu usai, saya risau Dedi tidak bakal membiarkanku pergi demikian saja saat sebelum memaksakan saya layani gairah birahinya di gudang ini.

Saya tidak sedang suasana hati untuk ngeseks waktu ini. Diam diam saya memikir bagaimana agar ini hari saya tak mesti mengikhlaskan lubang vaginaku ditembusi tangkai penis lelaki bobrok ini. Kemungkinan saya dapat coba tawarkan service oral dengan argumen saya tidak mau diketahui seseorang sebab saya mengesah, atau saya takut ditanya guru di kelasku lantaran saya kelamaan ada dalam toilet.

Dengan demikian mudah-mudahan sang kurang ajar ini terima alasanku dan tidak memaksakanku buat ngeseks dengannya. Pada saat saya memikir adakah argumen yang lebih baik, tiba-tiba kurasakan Dedi merengkuh lenganku, dan saya arahkan penglihatan mataku menuju yang dipilih oleh jemari telunjuk Dedi.

Saya tercenung menyaksikan masuknya seorang cebol langsung kukenali menjadi pelayan satu diantara stan di kantin sekolah. Saya gak tahu nama sang cebol ini, tetapi saya tahu pemilik stan tempat sang cebol ini bekerja yaitu Cie Fifi, seseorang wanita yang menurutku wajahnya elok, umurnya lebih kurang 29 tahun.

Kehadiran sang cebol ini membuatku sedikit takut. Saya tahu diam diam sang cebol ini sukai memandang tajam menuju Jenny, Sherly, saya, serta siswi lain yang tengah makan di kantin. Entahlah apa yang dibutuhkan Dedi dengan menarikku ke gudang ini saat lagi dia mengetahui sang cebol ini dapat masuk ke sini.

Sang cebol duduk dengan semaunya di bangku yang berada pada tengah tempat ini. Saya tidak pahami apa yang dikerjakan, apa tunggu satu orang, atau dia berencana suatu hal yang lainnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tiba-tiba pintu gudang ini terbuka kembali, dan saya terheran memandang kehadiran Cie Fifi yang masuk dengan raut muka dongkol. Tetapi anehnya Cie Fifi malahan hampiri sang cebol yang lagi tersenyum senyuman memuakkan.

"Halo Fifi sayang", sapa sang cebol, sementara Cie Fifi cuma diam tidak menjawab.

Tidak berapa lama kemudian sang cebol berdiri, dan selanjutnya jantungku berdebar-debar cepat memandang suatu panorama erotis yang mengagetkan terhidang di hadapanku.

Sang cebol menyelusup masuk ke rok Cie Fifi yang cuma diam saja. Kepala sang cebol yang saat ini berada di dalam rok Cie Fifi, pas di muka pangkal paha Cie Fifi membikin sisi depan rok itu menyembul.

"Sshh…", Cie Fifi mendesah sekalian pejamkan mata dan menggigit bibirnya sendiri.

Saya selalu memerhatikan sisi yang menyembul dari rok Cie Fifi yang pasti yakni kepala sang cebol itu bergerak gerak, bikin nafsuku perlahan-lahan bangun, serta saya mesti usaha mengendalikan napasku yang mulai mengincar.

"Mengapa elok? Kamu ingin digituin seperti Cik Fifi? Kok kamu ikut pula turut gigit bibir?", tiba-tiba kudengar bisikan Dedi.

Mukaku berasa panas, saya baru sadar kalaupun rupanya saya pun menggigit bibirku sendiri. Saya memandang Dedi dengan kecewa. Namun tentu saya tidak dapat melakukan perbuatan sejumlah macam ketimbang nasibku jadi jadi bertambah jelek. Saya gak tahu apa yang hendak berlangsung padaku jika saya membuat kericuhan yang menimbulkan sang cebol ini tahu saya ada pada sini.

Dedi cuman tersenyum senyuman, sama menjijikannya dengan senyum sang cebol barusan. Serta saya tidak dapat banyak berbuat sewaktu Dedi yang memangku badanku ini merengkuhku dari belakang serta mulai menarikku.

Dengan ke-2  tangannya yang mengelilingi badanku dari belakang ini, Dedi mulai meremasi ke-2  payudaraku, kadang-kadang halus, kadangkala kasar, yang tentu tingkah Dedi ini membuatku resah dan jantungku berdetak lebih cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART2

Saya tidak berani menahan karena saya takut tepisanku mungkin mengakibatkan suara yang bisa jadi kedengar oleh sang cebol itu atau Cie Fifi. Saya cuman dapat usaha menggenggam ke-2  pergelangan tangan Dedi yang jauh makin besar dari ke-2  pergelangan tanganku ini, serta saya coba tarik tangan Dedi ke bawah buat bebaskan ke-2  payudaraku dari remasan remasan kurang ajar ini.

Tetapi tangan Dedi sangat kuat untukku untuk kusingkirkan demikian saja. Saya mengulet kurang kuat, fokusku untuk memandang bab erotis di hadapanku ini mulai bubar karena saya sendiri telah memulai terangsang karena tingkah Dedi yang selalu meremas ke-2  payudaraku.

"Ded… hentikan…", bisikku dengan ketus.

"Ssst!", Dedi menyuruhku diam, namun kurang ajarnya ke-2  tangan Dedi itu menempel kuat serta terus meremasi ke-2  payudaraku.

Sadar dapat peluang Cie Fifi dengar suaraku barusan, saya menyaksikan menuju Cie Fifi. Rupanya dia tengah pejamkan mata dan mendesah tidak karuan sembari memegang sembulan pada sisi depan rok yang dikenainya, yang nyata yakni kepala sang cebol.

Biarpun jantungku berdetak cepat memandang itu seluruhnya, merasa sakit pada ke-2  payudaraku membuatku kembali menggeliang, dan saya coba menghindari payudaraku dari remasan remasan nakal ini. Tetapi dimanapun saya bergerak, telapak tangan Dedi selalu menempel kuat dan lagi memberinya remasan di ke-2  payudaraku.

Pikiranku mulai kacau-balau dan napasku mulai berasa sesak. Perlahan-lahan namun jelas, saya mulai teraniaya karena rasa panas yang mulai menjalari badanku ini.

Selanjutnya saya menunjuk stop menggerakkan badanku, namun saya coba menggenggam serta menarik ke-2  telapak tangan Dedi yang repot permainkan ke-2  payudaraku ini. Saya sadar tenagaku tidak bakal ada maknanya buat Dedi, tetapi saya gak pengen berserah demikian saja.

"Mhhh…", saya dengar rintihan Cie Fifi.

Perhatianku kembali tertuju pada episode erotis di depanku. Tidak tahu sejak mulai kapan, saya lihat satu helai celana dalam yang terkapar di dekat kaki Cie Fifi.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART2

Itu pastilah celana dalam Cie Fifi yang diambil terlepas oleh sang cebol. Dan Cie Fifi yang saat ini sedikit membungkuk, mendesah dan mendesah dengan paras seperti mengendalikan sakit saat lagi sang cebol repot dalam rok Cie Fifi.

Saya pejamkan mataku, memikirkan dalam rok Cie Fifi itu tak ada lembar celana dalam yang membuat perlindungan vagina Cie Fifi. Dan saat ini sang cebol itu tidak tahu tengah menjilat-jilati bibir vagina Cie Fifi, menyesap dan memagut bibir vagina Cie Fifi, atau sedang menarik serta mengeduk lubang vagina Cie Fifi dengan lidahnya, atau bisa saja dengan jarinya.

Rasa panas yang menjalari badanku ini makin jadi siap.  Saya sangat terangsang, entahlah karena remasan nakal yang telah dilakukan Dedi di ke-2  payudaraku, atau sebab pikiranku yang melayang-layang mengandaikan apa yang berlangsung dalam rok Cie Fifi itu.

Serta badanku menggigil sewaktu saya hampir tidak dapat mengendalikan diriku buat mengerang sebab Dedi mencium tengkuk leherku, serta situasi jadi lebih susah buatku sewaktu saya rasakan jilatan Dedi di tengkuk leherku ini.

IV. Akhir Penderitaan Cie Fifi, Awalan Deritaku

"Saya  anyar tahu sekitaran dua pekan kemarin, jika bu Fifi itu juga dapat difungsikan seperti kamu", bisik Dedi di telingaku.

Ingin rasanya saya menampar Dedi karena kata-katanya yang benar-benar kurang ajar itu. Namun saya tidak berani melaksanakannya, selain saya takut kemunculanku di sini tepergok oleh Cie Fifi dan terpenting sang cebol, saya tidak pengin terima balasan yang aneh aneh dari Dedi serta bikin nasibku bertambah jelek.

Karenanya saya cuma dapat memandang Dedi dengan geram, tetapi bibirku malahan dipagut oleh Dedi. Saya pejamkan mataku serta membatasi rintihanku. Saya cuman dapat pasrah melepaskan Dedi melumat bibirku hingga ia suka.

Namun saat napasku nyaris habis, saya meronta sampai bibirku lepas dari pagutan Dedi, serta saya cepat usaha mengontrol napasku sepelan barangkali biar dengusan napasku ini tidak hingga kedengar Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART2

"Nungging di sono, Fifi", tiba-tiba kudengar nada sang cebol, yang tanpa enggan memerintah Cie Fifi secara langsung mengatakan nama Cie Fifi demikian saja.

Saya kembali memerhatikan mereka. Telunjuk sang cebol menuju ke selembar kardus kusam dari sisi bangku tempat di mana dia menanti Cie Fifi barusan.

"Dasar kurang ajar. Kamu ingat ya! Ini hari udah ke sembilan!", kata Cie Fifi dengan 1/2 memarahi pada sang cebol.

"Iya iya… tinggal 1x kembali. Telah cepat nungging", sang cebol menyepakati.

Kendati raut paras Cie Fifi dilihat geram, Cie Fifi mengikuti perintah sang cebol. Cie Fifi berlutut, lalu menyanggakan ke-2  tangannya di lantai. Lalu Cie Fifi merendahkan badannya dan menumpukan kepalanya pada ke-2  tangannya yang saat ini terlipat tapi tetap menopang di lantai.

Tiada berujar apa manalagi, sang cebol menanggalkan celana panjang serta celana dalamnya yang cukup kusam. Lantas dia dekati Cie Fifi yang udah menungging itu dan mengungkap rok Cie Fifi ke atas. Tidak ada perlawanan betul-betul dari Cie Fifi saat celana dalamnya dilorotkan sang cebol sampai ke lutut.

Sang cebol udah siap-siap buat nikmati badan Cie Fifi. Dia berdiri berada di belakang bokong Cie Fifi, ke-2  kakinya rada direntangkan sedikit, dan sesaat kemudian…

"Engghh…", Cie Fifi melenguh.

Kusaksikan badan sang cebol mulai bergerak mundur-maju dibarengi desahan serta rintihan Cie Fifi. Tidak tahu mulai sejak kapan Cie Fifi jadi budak sex sang cebol ini, tetapi bila sudah kali ke sembilan seperti kata Cie Fifi barusan, saya kurang begitu terheran menyaksikan sikap sang cebol yang berani dan sesenang hati seperti barusan.

Saya tidak pernah menduga Cie Fifi yang tiap hari tampak demikian ramah dan enerjik, nyatanya mengubur permasalahan yang tidak jauh beda denganku. Saya terasa sedih pada Cie Fifi meski dari percakapan mereka barusan, barangkali Cie Fifi tinggal 1 kali kembali memasrahkan badannya dijarah oleh sang cebol itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Akan tetapi suatu remasan kurang ajar di ke-2  payudaraku ini menyadarkanku kalaupun saat ini nasibku tidak lebih bagus dari Cie Fifi.

"Elok, saya horny nih… Habis mereka usai kelak, saya pun pengin sama kamu sayang…", bisik Dedi di telingaku, dan dia terus meremas remas ke-2  payudaraku denzgan keras.

Saya menggelinjang kesakitan. Dan kalimat Dedi barusan membuatku tegang. Kelak Dedi bakal memaksakanku ngeseks dengannya. Saya terkenang teror Dedi dalam tempat tambal ban itu, serta hal semacam itu membuatku cemas lantaran secepatnya saya akan mendapatkan perkara kalaupun Dedi mengenal saya pakai celana dalam.

‘Duh… bagaimana ini? Cepat Eliza… berpikiir…', saya berteriak dalam hati.

Saya terpikir perihal beberapa argumen yang kupikirkan barusan. Saat ini tinggal bagaimana triknya saya meminta agar Dedi pengen dengar alasanku dan tidak memaksakanku untuk ngeseks dengannya.

"Oooh…", kudengar Cie Fifi mengerang sampai saya kembali mencermati Cie Fifi.

Rupanya sang cebol lagi semangat memaju mundurkan badannya ke selangkangan Cie Fifi. Badan Cie Fifi tergoyang guncang, membuatku sedikit ingin tahu apa penis sang cebol itu lumayan besar. Namun saya kembali menggelinjang kesakitan sewaktu Dedi meremas ke-2  payudaraku dengan gaungs.

"Ded, udah… sakit… turunin saya donk", saya berbisik dengan dongkol pada Dedi.

"Habis empuk sich", jawab Dedi kurang ajar sekalian meremas bongkahan payudaraku 1x kembali, lalu dia menurunkanku dari pangkuannya.

Saya memandang Dedi geram, serta dia cuman tersenyum senyuman, kayaknya dia suka seusai buat ke-2  payudaraku ini mainannya sejak mulai barusan.

Nada rintihan Cie Fifi ditambah lagi dengusan sang cebol, membikin kondisi di gudang ini jadi sedikit ribut, karenanya saya pikir ini saat yang pas buat sampaikan tujuan serta alasanku di Dedi tanpa takut kedengar oleh Cie Fifi maupun sang cebol.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART2

"Ded, saya barusan itu cuman pamit ke WC. Saya oralin kamu saat ini saja ya, seramnya kelak saya dicerca sama guru jika saya kelamaan di sini.", saya berbisik perlahan sekalian memandang Dedi dan melepaskan celana panjangnya seperlunya.

Dedi diam, nampaknya dia tengah pikir.

"Ya telah, saat ini saja", jawab Dedi yang dengan berbisik.

Saya lega dengar jawaban Dedi, dan saya selekasnya merosotkan celana dalam Dedi buat cari penisnya. Saya termangu sebentar menyaksikan penis itu udah ereksi, serta saat saya memegang tangkai penis itu, berasa demikian keras.

"Udah berdiri Cantik… karena sebab kamu", bisik Dedi dengan berlagak mesra.

Saya sedikit geli pula dengar rayuan cabul Dedi. Tetapi saya tidak ingin menghabiskan waktu, saya selekasnya mulai menarik penis Dedi, mengocak tangkai penis itu secara halus.

"Oooh… nikmatnya memekmu Fiii", saya dengar sang cebol mengaduh, serta saat saya melirik menjurus mereka, saya menyaksikan sang cebol tengah menarik penisnya.

Nyatanya sang cebol cepat sudah keluar. Bagaimana dengan panjang penisnya? Apa lebih pendek dari rata-rata punya beberapa pejantan yang sudah memerkosaku?

Saat ini Cie Fifi terbujur rebah di atas kardus itu. Seingatku, mulai sejak barusan Cie Fifi cuma mendesah atau mengerang saja, namun tidak hingga melenguh layaknya seperti wanita yang tengah alami orgasme. Apa lantaran penis sang cebol itu begitu pendek? Atau mungkinkah penis sang cebol itu  seperti penis punya wali kelasku, yang benyek dan cepat keluar itu?

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama