CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART3

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART3

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART3, Hasrat-Bispak17 "Telah, kembali ke kantin dahulu Fi", kata sang cebol sekalian mengelap penisnya yang tentu belepotan sperma berbaur cairan cinta Cie Fifi itu dengan memakai celana dalam Cie Fifi.

Cie Fifi gak bereaksi, dia cuma diam dan pejamkan matanya. Sang cebol memakai celana dalam serta celana panjangnya, lalu dia keluar gudang ini.

Selang berapa saat, Cie Fifi pula bangun berdiri, lalu dia keluarkan kantung plastik kecil dari kantong rok busananya. Cie Fifi mengambil celana dalamnya yang basah belepotan sperma sang cebol barusan, lalu masukkan celana dalam itu ke kantung plastik kecil itu.

Kelihatannya Cie Fifi memang menyediakan kantung plastik itu buat menaruh celana dalamnya yang ia paham dapat dikotori sang cebol seperti saat sebelum awal kalinya.

"Dasar. Telah orangya cebol, tidak sadar kali kalaupun burungnya itucebol ", gerutu Cie Fifi yang lalu tinggalkan gudang ini.

Kata-kata Cie Fifi barusan membuatku termenung. Cuma pendek, permasalahan yang diomelkan Cie Fifi. Apa penis itu lumayan keras?

Ya ampun… kenapa pun saya harus ingin tahu dengan penis sang cebol???

"Emmkh…", saya mengerang terhambat di saat tau-tau kurasakan kepalaku diambil di depan sampai penis Dedi bersarang dalam lubang kerongkonganku.

"Elok, mari ucapnya ingin nyepong. Kapan keluarnya jika dari barusan sekedar kamu emut saja?", bertanya Dedi yang sekarang dengan kejam selalu menghimpit nekan kepalaku sampai mukaku tenggelam di muka selangkangannya, dan penis Dedi itu kian menganiaya lubang kerongkonganku.

"Mmmhh…", saya cepat cepat mengulum dan permainkan lidahku pada penis Dedi, agar dia tidak menyambung siksaannya padaku.

"Nah… begitu cantik… marilah terusin… sssh… ooh…", kata Dedi yang sekarang mendesah serta mengeluh kesenangan nikmati service oralku.

Ke-2  tangan Dedi membelai rambutku secara lembut saat saya lagi usaha bikin penis Dedi berejakulasi. Kadang-kadang saya memandang nakal pada Dedi, supaya dia semakin terangsang sampai pekerjaanku akan usai lebih bisa cepat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART3

"Mmmhh…?", saya tidak dapat berbicara, cuman dapat mengguman tidak terang saat kurasakan sepasang tangan meremas ke-2  bongkahan bokongku.

Ke-2  tangan Dedi masih membelai rambutku. Barusan itu tidak ada siapa siapa kembali waktu saya melanjutkan service oralku. Lantas ke-2  tangan yang meremasi bokongku itu punya siapa?

"Halo Eliza… kembali asyik nih? Saya ikut-ikutan ya", kudengar nada yang cukup kukenal dari belakangku.

Hatiku seperti kesiram air es. Semenjak kapan Pandu udah ada di sini? Kenapa barusan saya gak memandangnya?

"Mamamm…", saya mau larang Pandu, namun sekarang mulutku tersumpal penis Dedi sampai saya gak dapat bercakap dengan terang.

Telat, Pandu telah membuka rok seragam sekolahku, dan saya telah pasrah tunggu hukuman yang bisa dikasihkan Dedi jika dia melihatku pakai celana dalam ini.

"Eh Pan Pan… gak bisa… aku dahulu donk! Elo ini dahulu", sergah Dedi lalu menarik terlepas penisnya dari mulutku.

"Iya iya…", gerutu Pandu lalu tukar status dengan Dedi.

Saya diam dengan jantung yang berdetak kian kuat. Dua pelajar biadab ini akan lekas melumatku dalam gudang ini, namun yang amat kutakutkan yakni Dedi. Kehadiran Pandu ini menghancurkan semua rencanaku. Mestinya barusan itu saya dapat lolos dari gudang ini tak mesti ngeseks dengan Dedi, tapi…

Tidaklah ada waktu buatku buat memikir maupun berleha leha. Tiba-tiba badanku udah diambil berdiri oleh mereka berdua, lalu ke-2  kakiku yang direntangkan lumayan lebar. Setelah itu dengan urutan ke-2 kakiku yang masih tetap sesuai itu, tubuhku direbahkan di depan. Pandu udah mengangkat penisnya yang nyatanya juga ereksi itu di muka parasku, meminta service oralku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dengan geram saya mengulum penis Pandu, serta saya keluarkan semuanya tehnik oralku supaya Pandu cepat menggapai pucuk dan kedepan dia tak turut nikmati lubang vaginaku sehabis Dedi tuntas nikmati badanku. Dalam pada itu kurasakan celana dalamku didesak pencet oleh jemari tangan Dedi, cocok pada bagian bibir vaginaku. Dedi telah ketahui. Saya pejamkan mata serta pasrah terima nasibku.

"Lho cantik… siapakah yang suruh kamu gunakan? Ooo… sebab itu kamu barusan nawarin ngemut kontolku, karena kamu masih ingat kan apa yang dahulu saya omong kan?", bertanya Dedi dengan 1/2 menyentak.

Saya gak berani menjawab, tidak berani menengok. Mau rasanya saya menangis, tetapi saya gak mau kelak rekan temanku terlebih Jenny malahan menanyakan bertanya jika kelak mataku kelihatan sembab.

Saya cuman dapat pasrah serta lagi mengoral penis Pandu, sekalian menanti hukuman yang bakal dikasihkan Dedi padaku.

"Mmmkh…", saya mengerang terhenti sewaktu kurasakan jemari tangan Dedi menerobos masuk ke lubang vaginaku yang tertutup celana dalam ini.

Jemari tangan itu bergerak gerak di sana, mengundang kesan yang aneh saat saya mengetahui celana dalamku mengorek ngorek dinding lubang vaginaku. Saya mengesah dan terus mendesah terhenti, tetapi saya gak lupa kalaupun saya harus memaksakan penis Pandu yang ada dalam mulutku ini lekas berejakulasi.

"Mmmh… aaahh…", saya gak kuat kembali, saya mengesah serta meronta kesakitan sewaktu saya merasai pedih pada vaginaku, sampai penis Pandu lepas dari kulumanku.

"Nikmat kan Elok?", sindir Dedi saat saya melihat ke belakang untuk memandang apa yang sudah dilakukan Dedi.

Saya memandang sisi bawah celana dalamku digeret ke atas. Ternyata itu bikin sisi depan celana dalamku ini terlipat, serta menggesek masuk ke bibir vaginaku. Saya memandang Dedi dengan memelas, meminta belas kasihannya buat hentikan seluruhnya.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D


Tetapi Dedi betul-betul ingin menghukumku. Celana dalamku ini tarik ke atas dan kebawah sampai kesan yang menimpa bibir vaginaku ini kian jadi beres.  Di antara pedih dan nikmat.

"Aduuh… sakit Deed…", saya mulai merengek-rengek, tetapi Dedi cuma ketawa tawa.

"Udah, tak boleh ngoceh selalu! Teruskan!", tau-tau Pandu memutar kepalaku sampai parasku kembali menghadap penisnya, serta Pandu selekasnya memberikan penisnya itu ke mulutku.

"Mmmph…", saya mengesah terhambat, namun sekarang saya tidak punya alternatif lainnya, saya mesti menyambung service oralku buat penis Pandu.

Di belakangku, Dedi ternyata sudah tidak sabar untuk nikmati badanku. Saya rasakan sisi bawah celana dalamku disingkap, serta suatu benda pijakl, hangat dan lumayan besar, yang jelas kepala penis Dedi itu, saat ini melekat serta memojokkan bibir vaginaku.

Badanku melafalkanng tidak lama sewaktu penis Dedi memotong lubang vaginaku serta terus melesak masuk. Saya pejamkan mata menghentikan sakit, dan selanjutnya saya terus usaha menambahkan service oralku buat penis Pandu saat Dedi mulai memompa lubang vaginaku.

Sekali ini Dedi memberlakukanku dengan sedikit kasar. Dia menggenggam pinggulku, menarik badanku ke arahnya tiap-tiap dia menyikatkan penisnya, sampai penisnya berasa menohok demikian dalam lubang vaginaku. Berulangkali saya melenguh terhambat, serta saya mulai gak dapat fokus buat mengoral penis Pandu.

Menyebabkan saya harus tambah menanggung derita saat Pandu menggenggam sisi belakang kepalaku sampai parasku melekat di muka selangkangannya. Saya harus bertarung mencegah mual karena berbau apek yang menimpa hidungku, pula saya harus membatasi merasa sakit bergabung nikmat di lubang vaginaku yang dipompa habis habisan oleh Dedi.

Sekarang saya cuman mengharapkan pasienanku ini selekasnya selesai. Saya  mengharap busana seragam sekolahku ini tak lecek dan basah oleh keringatku selesai saya usai dicabuli oleh dua begundal ini. Sesudah saya menyatukan segala tenagaku, saya melingkarkan ke-2  tanganku ke belakang bokong Pandu, lalu saya mengisap dan mengisap penis Pandu kuat kuat.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART3

"Oooh…", Pandu mulai melolong serta kurasakan dia mau membebaskan penisnya dari gempuranku, kemungkinan dia sudah tidak sanggup mencegah kepuasan service oralku.

Tetapi saya tidak pengin melepasnya, saya mesti membuat cepat berejakulasi. Dengan ke-2  tanganku yang kugunakan untuk meredam badan Pandu, penis itu kujilat memutar, lalu kepala penis itu kucucup kuat kuat serta sekejap lalu penis itu kembali kucelupkan dalam kuluman mulutku. Semuanya itu kulakukan di tengah-tengah gencarnya sikatan penis Dedi pada lubang vaginaku.

"Aahh… lezatnya seponganmu Elizaa…", erang Pandu kesenangan saat kurasakan cairan sperma Pandu menyemprotkan, penuhi rongga mulutku.

Pada akhirnya bajingan tengik ini keluar juga.  Saya menelan semuanya cairan di mulutku ini, tetapi saya tidak ingin Pandu bisa lolos demikian saja. Dia telah menghancurkan rencanaku barusan semestinya udah sukses. Saya benar-benar jengkel kepadanya.

Saya terkenang bagaimana saya bersama Jenny, Sherly dan Cie Stefanny tempo hari sukses taklukkan tiga pejantan di rumahku, dan kupikir saya kemungkinan dapat pakai teknik yang serupa buat melepaskan kejengkelanku di Pandu. Saya terus mengisap penis dalam mulutku ini biarpun penis itu telah melunak benyek.

"Ooh… sudaah… ampuun…", Pandu melolong lolong tidak kuat terima gempuranku, tapi saya belum pula usai dengannya.

Saya selalu mengisap serta menghirup penis Pandu, hingga kemudian dia menguik nguik seperti mau disembelih saja. Selanjutnya saya hentikan kulumanku pada penis Pandu, serta sewaktu saya membebaskan tanganku, Pandu langsung tumbang lemas, sama seperti nasib beberapa pejantan di rumahku yang tergelintang sesudah saya serta banyak pujaan hatiku balik menyetubuhi mereka.

"Oooh… kamu sungguh-sungguh pelacur, Cantik… ooooh…", Dedi meracau dan menikamkan penisnya dalam dalam lubang vaginaku.

Dadaku terasanya akan meletus sewaktu saya dengar penghinaan Dedi barusan. Seusai Dedi tuntas siramkan spermanya dalam lubang vaginaku, saya lekas berdiri, balik tubuh, dan sekali ini saya menampar Dedi.

‘plaak… plaak…', kedua kalinya saya menampar pipi Dedi, keras sekali.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Dedi terkesima menatapku seperti gak sangat percaya dengan yang barusan terjadi.

"Brengsek, kamu masih dapat bisanya mengejek saya", desisku dengan nada gemetaran sangking berangnya.

Keadaan di gudang jadi sunyi. Deru detak jantungku dapat kudengar dengan terang. Saya menggigit bibir membatasi tangis. Saya benar-benar sakit hati sewaktu Dedi menyebutku pelacur.

Tiada pedulikan mereka kembali, saya lekas keluar gudang ini. Namun saya sadar kalau saya harus mengatur diriku dalam toilet, sekalian sekurang-kurangnya saya mesti bersihkan tersisa sperma Dedi yang meluluh dari bibir vaginaku.

Dalam toilet, saya selekasnya membawa rok seragam sekolahku, dan saya ambil tissue yang ada untuk mengelap lelehan sperma di sekeliling pangkal pahaku. Sejumlah tissue kuambil dan kuselipkan pada bagian dalam celana dalamku yang sedikit basah, agar dapat membantu rasa gak nyaman di selangkanganku.

Serta sekali ini saya telah tidak kuat kembali, saya menangis tersedu-sedu. Kenapa saya harus terima olokan sesuai ini? Dengan berurai air mata, saya beres-beres rambutku di muka cermin, lalu saya menyusuti air mataku dengan tissue. Untung make-up tipis di parasku tidaklah sampai hancur karena air mataku.

‘kriiing…', bel tandanya jam pelajaran berpindah udah mengeluarkan bunyi.

Saya cepat keluar toilet serta saya sedikit lari menuju kelasku. Diperjalanan saya memandang pak Totok yang anyar keluar kelasku, dan aku lekas menjumpainya.

"Selamat siang pak. Maaf saya barusan tiba-tiba sakit pada perut, jadi tidak dapat turut pelajaran pak Totok", saya menegur pak Totok sekalian memberikan argumen kenapa saya barusan tidak dapat ada di kelas.

"Selamat siang Eliza. Ya, tidak apa apa. Kelak kamu dapat pinjam catatan temanmu, tidak ada quiz atau ulangan tiba-tiba ini hari. Eh… Eliza? Kamu habis menangis? Ya ampun… barusan perutmu nyata sakit sekali ya? Saat ini kamu masih sakit? Bila masih sakit kamu dapat istirahat di ruangan UKS", kata pak Totok.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART3

‘Uh… UKS? Gak deh… saya tidak mau terkena malapetaka buat ke-2  kalinya di sekolah hari ini', pikirku dalam hati.

"Tidak perlu pak, Eliza telah tambah enak. Terima kasih pak, saya kembali pada kelas dahulu", jawabku sekaligus pamit di pak Totok.

"Baik, silahkan Eliza. Selamat siang", kata pak Totok.

"Selamat siang pak", kataku dengan lega, serta saya lekas balik tuju ke kelas buat ikuti jam pelajaran paling akhir.

IV. Sebuah Janji Yang Menggembirakan

"Sayang… kamu mengapa kok lama sekali di WC? Saya sudah nyaris susul kamu lho…", bertanya Jenny waktu saya telah duduk di sampingnya.

"Tadi… saya sesudah sakit di perut Jen", jawabku perlahan.

"Eh…? Mengapa kamu sayang? Kamu habis nangis ya?", bertanya Jenny kembali dengan was-was.

"Iya, barusan perutku tau-tau sakit sekali, saya gak kuat metahan sakitnya, jadi saya sampai nangis. Tetapi saya telah lebih enak kok saat ini Jen", saya tidak jujur biar Jenny stop mencemaskanku

"Saat ini perutmu sudah gak sakit?", bertanya Jenny kembali dengan sedih.

Saya geleng-geleng kurang kuat sembari usaha tersenyum di Jenny.

Sesungguhnya saya terasa sedikit tidak sedap sebab saya harus bohong di Jenny yang demikian melihat serta mencintaiku. Perasaan bersalah ini sedikit mengacauku, meskipun saya tahu ini ialah yang terunggul, ketimbang ada yang dengarkan penuturan kami saat saya akui apa yang sebetulnya terjadi padaku saat saya berada di toilet, atau bisa lebih persisnya di gudang barusan.

Tetapi selang berapa saat Jenny telah kembali repot menarik serta menghinaku bab Andy. Manalagi di saat jam paling akhir ini hari guru yang sebaiknya mengajarkan di kelas kami tidak masuk, maka dari itu kami bebas belajar sendiri. Jenny semakin semangat menarikku, serta saya udah kehilangan akal untuk membalasnya ledekan Jenny, sampai saya cuma dapat tersenyum malu.

Serta saat saya tidak tahu harus melakukan hal apa, tiba-tiba saya melamunkan Andy.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Apa ya yang kurang lebih tengah dilaksanakan Andy? Apa yang lebih kurang berada pada pemikiran Andy saat ini? Apa dia pikirkanku? Tiba-tiba saya udah berasa kangen di Andy.

"Duh… bidadari yang ini kembali suka deh… sampai sampai saya tidak dirasa kembali", keluh Jenny.

"Siapa sich…", saya kembali lagi coba mengelit.

"Getho ya? Bila gitu… kelak saya bilangin ke Andy ah…", kata Jenny sembari lihat ke atas.

"Jeen… apaan sich… memang kamu pengen omong apa ke Andy?", saya merengek-rengek.

"Mmm… saya ingin omong apa ya… saya ingin ngomong, kalaupun Eliza gak sukai dengannya", Jenny menjawab dengan type cuek bebek sembari mulai mengepaki buku bukunya ke tas sekolahnya, lantaran bel pulang sekolah benar-benar barusan keluarkan bunyi.

"Jeen… gak boleh getho dong… aku…", saya mulai kuatir bila kalau Jenny sungguh-sungguh dalam kata tukasnya, serta saya serta terus merengek-rengek.

"Bila begitu kamu tak boleh mengelit terus sayang, ngaku saja dech!", Jenny kembali menarikku.

"Aku…", saya gak dapat berucap apa manalagi serta parasku rasanya panas sekali.

Jenny menatapku dengan senyuman jail. Saya cuman dapat tersenyum malu sembari merapikan seluruhnya buku dan alat tulisku ke tas sekolahku. Seusai doa pulang, saya dan Jenny siap-siap keluar kelas sewaktu Sherly tau-tau ada di muka pintu kelasku.

"Duh…", saya menyengaja meratap sewaktu saya menyaksikan Sherly tersenyum senyuman.

"Mengapa sayang?", bertanya Sherly yang dekatiku.

"Kalian ini pengen hingga kapan sich anyar senang nggodain saya?", tanyaku dengan memelas.

"Hingga kamu jadian sama Andy, serta nraktir kita kita", kata Jenny serta Sherly nyaris berbareng dan mereka ketawa suka.

"Ssstt!! Apaan sich? Bila lainnya dengar bagaimana coba!", saya bersungut-sungut dengan cemas.

"Karena itu gak boleh ngelamun saja sayang… review donk di sini telah tinggal kita bertiga saja", kata Jenny sekalian merengkuhku.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART3

Saya memandang ke sekitarku, nyatanya betul-betul kelasku ini telah kosong disamping kami bertiga. Tetapi tetap saya khawatir kalaupun ada yang dengar ujaran mereka barusan perihal saya jadian sama Andy. Saya gak ingin Andy dengar gosip yang tidak tidak, saya tidak mau hubunganku dengan Andy yang baru saja mulai bersemi ini jadi hancur.

"Yok, kita temani kamu sampai ke mobilmu ya", kata Sherly lalu menggamit tanganku.

"Tetapi, saya pengin mencari minuman dahulu, saya haus nih. Kalian lebih dulu saja dech", saya coba berikan argumen untuk pisah pada mereka, agar saya tidak tanpa henti menjadi bahan ledekkan mereka.

"Ya tidak apa apa, ketepatan saya pun haus. Saya temani kamu ke kantin dech sayang", kata Jenny.

"Saya  haus kok. Ya sudah kita ke kantin dahulu saja", kata Sherly yang sekarang telah tarik tanganku.

Saya telah tidak mempunyai argumen kembali, karenanya saya menurut saja didampingi mereka berdua ke kantin. Sudah pasti ledekan mereka padaku kembali bersambung, serta saya cuma dapat tersenyum malu.

Hingga di kantin, hatiku jadi geli di saat saya memandang sang cebol. Saya terkenang tingkah laku bobroknya di gudang barusan kepada Cie Fifi.

Akan tetapi saya usaha punya sikap biasa. Apa lagi Cie Fifi udah menegur kami serta bertanya apa yang kami pesan. Selesai kami bertiga usai minum, kami lekas bayar pesanan kami serta minta pamit di Cie Fifi.

BERSAMBUNG

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama