CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART5

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART5

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART5, Hasrat-Bispak17 Ke-2  payudaraku jelas mulai dilihat oleh Wawan dan Suwito yang saat ini jadi menelan ludah. Saya lagi turunkan handuk ini hingga ujung atas bibir vaginaku yang udah berkali kali berisi penis mereka itu terekspos dihadapan mereka.

Wawan serta Suwito selalu melotot menyaksikani badanku, hingga mata mereka seperti mau keluar tempatnya. Saya lebih semangat menarik mereka, dan pada situasi telanjang bundar sesuai ini, perlahan-lahan saya mengubah badanku, lalu saya ambil langkah ke almari bajuku dengan kaki tersilang seperti seorang mode yang tengah berjalan pada atas catwalk.

Saya ambil bra dan celana dalamku dari almari bajuku, berencana kupilih bra yang memiliki ukuran amat kecil antara seluruh punyaku. Lantas saya kembali merapat ke jendela, serta saya mengambil langkah kesana dengan tipe seperti barusan sembari mengerling nakal dari mereka.

Selanjutnya saya berencana berlambat pelan kenakan bra ini, perlahan-lahan tutup ke-2  payudaraku.

"Non… marilah non… membuka dong…", saya dengar suara Wawan dan Suwito di luar yang meminta memohon dengan muka asusila mereka itu.

Tidak tahu apa yang mereka mohon buat dibuka, bra yang telah kukenakan ini, atau daun jendela kamarku ini, atau pintu kamarku, yang tentu saya mustahil pengin merestui permintaan mereka.

Serta dalam hati saya bersungut-sungut, disini saya dapat dengar kata-kata mereka yang gak terlampau keras itu secara terang, namun barusan itu mereka beraga gak mendengarku. Karena itu saya memutus untuk bikin mereka kian haus dan lapar akan badanku, toh saya aman aman saja dalam sini.

Saya kembali mengerling dengan nakal menuju mereka berdua. Saya lagi memakai celana dalamku, serta seperti barusan, saya berlambat lamban menambah celana dalamku melintasi ke-2  pahaku, hingga kemudian celana dalamku ini tutup selangkanganku dengan prima.

Lalu saya dekati mereka, seperti saya ingin menunjukkan badanku dengan terang dari mereka semua.  Selanjutnya saya membawa ke-2  tanganku, pejamkan mataku serta memutar badanku seakan tengah menari.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART5

Lalu saya melebarkan tanganku, menggenggam gordin jendela kamarku dan tutup sejumlah badanku dengan gordin itu, sembari mengerling nakal ke mereka bertiga.

"Udah, saya ingin tidur!", saya berbicara dengan suara keras, lalu saya tutup tirai jendela kamarku ini.

Saya ketawa geli mengandaikan entahlah sekesal apa Wawan serta Suwito kini padaku. Kudengar dobrakan dobrakan kecil di jendela kamarku, tetapi saya pastinya tidak pengin menyikapi semuanya itu.

Perlahan-lahan saya menghela napas panjang, lalu saya ke meja dandanku untuk keringkan rambutku dengan hair dryer. Saat saya keringkan rambutku, kudengar handel pintuku tersentak sentak berulangkali, ternyata mereka udah terbakar hasrat serta memaksakan masuk ke sini untuk mendapatiku, mencabuliku serta melumat habis badanku.

Jantungku berdetak cepat, serta saya jadi sedikit tegang juga.  Tetapi saya coba tenang. Saya tahu saya akan aman dalam kamarku, mereka tidak akan berani melakukan hal lebih jauh seperti menggedor pintu kamarku ini. Sesudah rambut ini kusisir rapi sampai berasa lembut dan nyaman, saya menentukan untuk lekas tidur siang.

Saya gak ingin tidur kelamaan, karenanya saya menyetel weker supaya berdering pada pukul lima sore kelak. Lantas dengan cuman kenakan bra dan celana dalam seperti berikut, saya meyusup masuk ke bed cover ranjangku.

Cukup susah saya usaha buat lekas tertidur. Andy selalu tampil di hadapanku tiap-tiap saya pejamkan mataku. Jika saya buka mataku, saya jadi mau malam selekasnya datang serta mengayalkan begitu senangnya saya nanti Andy menghubungiku.

Saya tersenyum senyuman sendiri, serta tidak tahu berapakah lama lalu baru saya pada akhirnya dapat tertidur.

VI. Marah Tiga Pejantan
Masih jam 1/2 empat sore saat saya udah terjaga dari tidur siangku. Namun rasa letih serta pegal yang menganiaya badanku waktu tiga ini hari telah menyusut banyak. Dan saya udah tersenyum senyuman kembali sebab bayang-bayang Andy udah kembali isikan hatiku.

"Non… non…", kudengar nada Sulikah yang mengetok pintu kamarku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Iya, mengapa mbak?", tanyaku risau.

"Ada tukang surat yang meminta tanda-tangan non Eliza", kata Sulikah.

"Oh ya mbak, sesaat", jawabku dengan malas.

Saya keluar bedcover ranjangku, dan udara dingin AC kamarku langsung menimpa badanku yang cuman berbalut bra dan celana dalam saja. Saya menggigil sementara serta langsung lari ke dalam almari bajuku, lalu saya lekas kenakan busana rumah versi takarannya.

"Aduh… genting deh…", saya menyambat dengan cemas.

Saya melihat dari balik tirai jendela kamarku, nampaknya Wawan serta Suwito sudah tak di muka jendela kamarku. Tidak tahu berada pada mana mereka saat ini, gak boleh jangan mereka lagi nungguin saya di muka pintu kamarku.

Karena itu dengan takut takut saya melihat dari kaca pengintip pintu kamarku, dan saya cuman dapat menyaksikan Sulikah yang menantiku.

"Mbak, harus saya ya yang tanda-tangan?", saya ajukan pertanyaan dengan angan-angan jawabnya tidak.

"Kata tukang suratnya sich mesti non Eliza", jawab Sulikah.

Saya sedikit lemas dengar jawaban Sulikah ini. Saya pengin melepaskan tukang surat itu pergi, namun saya gak pengin kedepan saya jadi lebih sibuk jika rupanya yang bisa dikatakan tukang surat itu suatu yang perlu. Mau tak mau saya meniti dampak ini. Perlahan-lahan saya buka pintu kamarku, serta dengan berharap harap risau saya melihat apa mereka berada pada sekitaran sini.

"Mbak, mereka ada pada mana?", tanyaku dengan berbisik bisik.

"Barusan sich ada pada kamar mereka, mbak", jawab Sulikah sembari tersenyum senyuman.

Dasar, ini orang lihat anak majikannya takut akan dicabuli, bukan kasihan, jadi senyuman senyuman semacam ini. Saya sedikit jengkel di Sulikah, namun saya gak berujar apa apa dan lekas turun ketujuan pintu gerbang.

"Ya pak?", tanyaku di saat saya udah ada di hadapan pengantar itu.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Kunjungi Juga : Pencuri Jackpot & Pemburu Hadiah

"Ini ada kiriman untuk mbak, tolong tanda-tangan di sini ya", kata pengantar itu sembari memberi suatu amplop padaku, yang rupanya didalamnya Potongan harga Card dari restaurant idola Jenny, berikut dengan suatu tandanya terima dan pulpen padaku.

"Oh ya, terima kasih pak", saya berujar suka serta menanda handel pertanda terima itu, lalu saya masuk ke dengan girang.

Bermakna esok atau Senin saya dapat memperlihatkan pada Jenny serta Sherly, saya terlebih dulu yang memperoleh Disc. Card ini. Dan saya akan membayari mereka berdua di situ buat bikin mereka makin geram padaku :p

Namun jantungku hampir stop di saat di garasi saya lihat Suwito langsung memburuku dengan gantengg seperti orang kelaparan. Saya menjerit ketakutan mengelak tangkapan Suwito, serta saya lari ke dengan cemas, mengharap saya masih menyempatkan masuk ke kamarku serta mengancing pintu.

"Tidak perlu lari non, sia-sia saja", sindir Suwito sembari ketawa, serta dia mulai menyebutrku, membuatku bertambah ketakutan serta saya terus lari mengarah tangga.

"Aaah… jangaan…", saya menjerit seram sewaktu tiba-tiba Wawan tampil dari balik tangga, serta saya mengelak sebisaku sewaktu Wawan pun mau tangkapku.

Saya tidak dapat ke tangga, pula tidak dapat lari ke luar. Saya lari ke ruangan tamu, tetapi perlahan-lahan mereka justru membuatku tertekan di sofa tempat tamu. Saya jadi ngotot serta melompati meja di ruangan tamu ini, lalu saya berniat larikan diri ke ruangan keluarga.

Tetapi mereka lebih bisa cepat mengadangku, dan selalu mengungkungku sampai saya kembali terdesak, terkepung di grandfather clock yang terpancang di ruangan tamu ini.

"Telah non, saat ini non Eliza berserah saja…", kata Wawan yang semakin merapat serta siap-siap menangkapku.

"Waktunya non berserah serta main main sama kami", Suwito menambah sekalian tersenyum porno.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART5

Jantungku berdegap bertambah cepat. Saya tahu saya gak boleh hingga ketangkap mereka. Lantaran mereka berdua yang jelas kedepan bakal ditambah lagi dengan pak Berbudiin, pasti meniduriku sampai mereka bahagia menyelesaikan marah birahi mereka padaku.

"Ko… kok udah pulang?", kataku sekalian arahkan penglihatanku ke pintu penting area keluarga yang kelihatan disini.

Wawan dan Suwito langsung menengok menjurus pintu, jelas mereka terkaget 1/2 mati dengar kata kataku barusan.

Kesempatan saat ini langsung kugunakan buat larikan diri ke arah area keluarga, serta saya bisa lolos dari kepungan mereka berdua.

"Wah non Eliza nakal!", gerutu Suwito yang lalu langsung melafalkanrku.

"Tidak boleh lari non!", hebat Wawan yang turut mengartikulasikanrku.

Saya mati matian lari selekas-lekasnya ketujuan tangga, dan keliatannya saya memanglah lebih semakin cepat pada mereka. Saya terus ke arah ke kamarku, serta saya sukses menutup pintu kamarku pas saat sebelum handel pintu kamarku ini tersentak sentak.

Jantungku terasanya akan lepas. Nyata Wawan serta Suwito sedang usaha buka pintu kamarku. Namun saya  sadar kalaupun saya telah aman di kamarku ini.

‘YES!!', saya berteriak dalam hati dengan puas.

Lega sekali rasanya saya dapat terhindar dari 2 maniak itu. Bukan saya gak ingin layani mereka, saya cuma mau menaruh tenagaku ini hari, paling tidaklah sampai saya usai telpon dengan Andy malam nanti.

Saya sedikit berkeringat karena barusan lari dengan maksimal seperti barusan. Napasku pun sedikit gak memiliki aturan serta badanku sedikit gemetaran, namun saat ini semuanya telah aman. Serta saya pikir kalau rendam di air hangat kemungkinan dapat turunkan kegentinganku.

Jadi saya ambil satu set pakaian tukar komplet dengan bra dan celana dalam dari almari bajuku, serta saya mengambil langkah ke kamar mandiku. Tidak lupa saya mengikutsertakan handuk yang bergantung di muka wastafel, serta saya siap-siap nikmati nyamannya bathtub kamar mandiku.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

"Haaaaah…", saya menjerit ketakutan saat saya menyaksikan pak Bijaksanain yang ada pada kamar mandiku, tidak tahu sejak mulai kapan dia ada di sini.

Lembar buat lembar busana yang kubawa berguguran ke lantai kamarku saat lagi saya mundur mundur sembari menggelengkan kepalaku berkali kali, sementara pak Bijakin mulai dekatiku.

"Pak… tak boleh pak…", saya merengek-rengek dengan suara memelas, tetapi kondisi ini tetap sama, pak Bijaksanain terus dekatiku.

Saya lebih was-was, tidak tahu harus lari ke mana. Tetapi saya masih punyai angan-angan. Asal saya dapat mempermainkan pak Berbudiin sampai saya dapat lari ke kamar mandi dalam kamarku ini serta menutup pintunya, kemungkinan saya tetap bisa selamat, sekurangnya untuk beberapa waktu.

"Pak… ya telah Eliza pengin sama pak Bijaksanain saja, namun tidak boleh panggil yang lain ya", saya berniat merengek-rengek dengan manja dan sekarang saya justru merapat mengarah pak Bijaksanain.

Saya bakal menarik kaus yang kukenakan ini, tetapi saya menyudahi niatku waktu pak Bijaksanain yang tetap berdiri di muka pintu kamar mandiku ini malahan buka korden kamarku yang benar-benar ada di dekatnya.

Saya udah patah semangat, angan-anganku sirna sekalipun sewaktu saya memandang kunci jendela kamarku dibuka oleh pak Berbudiin, sebab itu mempunyai arti jalan masuk ke kamarku terbuka buat Wawan serta Suwito.

Saya mustahil miliki cukup waktu untuk larikan diri melalui pintu kamarku yang terkunci ini, sebab pada saat saya memutar kunci pintu kamarku, pak Bijaksanain sudah pasti menangkapku.

"Saya sich suka senang saja non jika dapat ngeseks sama non sendirian, hanya saya tidak sedap sama Wawan dan Suwito. Saya dapat turut nikmati non Eliza kan lantaran mereka ", kata pak Berbudiin yang sekarang kembali merapat ke arahku.

Saya sangat jengkel dengar ujaran pak Bijakin, yang benar-benar betul itu. Kalaupun dahulu Wawan dan Suwito tidak mulai kekurang tuntunan mereka kepadaku, belum pasti pak Bijaksanain dapat turut nikmati badanku dengan mereka.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART5

Lebih kembali, belum pasti saya harus jadi budak sex mereka bertiga di rumahku sendiri sejak mulai tahun akhir 2004 tempo hari.

Tetapi tidak ada waktu untukku untuk mengenang saat kemarin.  Saya sadar waktu ini pak Bijakin udah dekat sekali, dan saya sempat mengelak ke belakang untuk mengelak saat pak Bijakin coba tangkap badanku.

"Pak…", saya kembali mundur mundur ketakutan, saat ini saya sungguh-sungguh terasa akan digagahi.

"Fiiin, kowe onok ndek njero toh? Marilah bukaen pintu kamare dol!", saya dengar Wawan berseru dari depan pintu kamarku.

"Yo, untung toh maeng saya ngenteni nang njero kamar mandine non Eliza? Lek nggak, saiki kene lak ngaplo maneh? Tetapi saiki kowe mlebu teko jendelo ae Wan, kuncine wes gak buko. Wedine non Eliza mlebu lan sembunyi nang njero kamar mandine lek saya mbukano pintu gawe kowe. To, kowe ngenteni nang ngarep pintu ae, ben Wawan seng mbuka pintune gawe kowe", kata pak Bijaksanain dengan bahasa Suroboyoan dari mereka, dan pak Bijakin terus dekatiku.

Buat yang gak ketahui perbincangan mereka yang memanfaatkan bahasa Suroboyoan itu, barusan Wawan ajukan pertanyaan apa pak Berbudiin berada di dalam kamarku, dan memerintah pak Bijakin buka pintu kamarku untuk mereka.

Pak Bijakin menyepakati jika dia ada pada dalam sini, sekalian membesarkan hati diri karena dia barusan menanti dalam kamar mandiku. Kalaupun tak, saat ini semua jelas kembali tidak bekerja. Namun pak Bijaksanain memerintah Wawan masuk ke kamarku lewat jendela kamarku yang kuncinya telah dibuka olehnya, lantaran pak Bijakin was-was saya bakal masuk serta sembunyi di kamar mandiku saat dia buka pintu kamarku untuk Wawan.

Terkecuali itu pak Berbudiin pun mengharap Suwito buat menanti di muka pintu kamarku, sampai Wawan buka pintu kamarku untuk dirinya. Dengan demikian saya mustahil dapat larikan diri melalui mana pun, karena seluruh jalan keluar kamarku telah terbangun oleh mereka.

TOURNAMENT PENCURI JACKPOT WAJIB4D

Sungguh-sungguh hilang ingatan, pak Bijakin sampai udah membikin trick sebagai berikut buat tangkapku, serta memang mereka sukses membuatku terkepung dalam kamarku sendiri. Entahlah bagaimana dia dapat pikirkan ini, yang terang kini saya tidak dapat melakukan hal apa manalagi, dan saya tinggal menanti waktu saat sebelum badanku ini jatuh ke tangan mereka.

"Aduh… tidak boleh paak…", saya menjerit di saat ke-2  tanganku udah ketangkap pak Bijakin yang tau-tau membekukku, serta saya sekalipun gak sempat menghindari lantaran semangatku telah sirna.

Saya mulai coba meronta, namun semuanya buang waktu saja. Apalah makna tenagaku, seorang gadis yang imut bila dibanding dengan pak Bijaksanain yang mempunyai tubuh tegap serta kekar itu?

Tidak beberapa lama kemudian Wawan masuk dari jendela kamarku, lalu dia menggemboknya. Tirai itu  ditutup olehnya.

"Pandai kowe Fin", kata Wawan yang nampak begitu puas dengan sukses taktik pak Bijaksanain.

Lalu Wawan melangkah menjurus pintu kamarku, sembari menatapku dengan senyuman penuh kemenangan, dan dia buka pintu kamarku untuk Suwito. Mereka berdua sama-sama tos dengan bergairah, membuatku makin lemas lihat ini semua. 

VI. Pembantaian Itu Mulai
Lengkaplah ke-3  pejantan yang pasti selekasnya melumat badanku untuk menumpahkan marah mereka padaku. Entahlah mereka dapat menggasakku semacam apa, saya tidak berani memikirkan nasibku bakal seburuk apa ini hari.

Saya meronta ronta saat lagi Wawan dan Suwito dekatiku sekalian menyeringai. Kendati pun sebetulnya mereka terlalu sering nikmati badanku, tetap juga sekarang saya merinding seram menyaksikan tatapan mereka yang seperti pengin menelanku bundar bulat.

Saya terus coba membebaskan ke-2  tanganku dari genggaman tangan pak Bijakin.

"Jangan… tak boleh sekarang… esok saja… tak boleh hari ini… saya mmpph…", permintaanku yang sia sia ini terputus oleh Suwito yang dengan buas telah melumat bibirku.

Saat lagi saya mendesah rintih hingga kemudian megap megap sebab kekurangan napas, kurasakan celana pendek berikut celana dalamku udah dilorotkan.

CERITA SEX AKIBAT KENAKALAN BOHAI ELIZA PART5

Saya gak memandang siapakah yang melaksanakannya, namun dengan pak Berbudiin yang mencekam ke-2  tanganku dan Suwito yang masih juga memagut bibirku, saya tahu eksekutornya jelas Wawan.

Ke-2  kakiku sedikit direntangkan, serta seterusnya Wawan memagut bibir vaginaku dengan penuh gairah.

Saya mulai melemas, dan saat pak Bijaksanain membebaskan cekamannya pada tangan kananku, saya telah terlampau kacau balau buat gunakan tangan kananku tidak tahu buat memajukan Suwito masih repot melumat bibirku, maupun Wawan yang selalu memagut bibir vaginaku. Apalagi tenaga pada tangan kananku ini rasanya musnah entahlah ke mana.

"Mmhh… sudaah… lepaskan…", saya meminta dan merengek-rengek saat Suwito membebaskan pagutannya di bibirku.

"Lepasin? Non Eliza tak boleh mimpi dech!", kata Suwito dengan napas mengincar, serta dia bersama pak Bijakin menarik kaus yang kukenakan ini ke atas sampai lepas dari badanku.

Saat ini saya tinggal kenakan bra yang memiliki warna putih ini, serta saya tahu selekasnya pembantaian kepada diriku akan lekas mulai.

Pak Berbudiin serta Suwito yang berdiri di sebelah kiri dan kananku ini, melingkarkan ke-2  tanganku di leher mereka.

BERSAMBUNG...

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama